Pikiranmu telah berkelana ke
hari depan sedang kau hidup pada hari ini. Pikiranmu menakar sesuatu. Sebuah
rahasia abadi. Menakar seolah memudah-mudahkan yang sukar. Rahasia itu hanya
seakan kau pecahkan, kau ketahui. Serasa kau telah menjalani hari depanmu pada
hari ini, merasakan segala kesenangan dan kesedihan. Padahal semua itu masih
menjadi sesuatu praduga.
Engkau bayangkan pada hari depan
itu hanya ada penerimaan atau penolakan, keberhasilan atau kegagalan. Ketika
pikiranmu membayangkan penerimaan dan keberhasilan, meraih semua hal yang kau
inginkan sebelumnya, yang telah kau rasakan akan memilikinya, semua itu tentu
akan membuatmu tersenyum sepanjang malam. Kamu selalu menikmati keberadaan itu
dan terus ingin memeliharanya. Euforia mengikat dirimu senantiasa. Engkau
terlena dalam kecurigaan terhadap rahasia.
Namun mimpi buruk itu datang
ketika pikiranmu membayangkan hari depan yang buruk, di mana terjadi penolakan
dan kegagalan. Membuatmu begitu sentimental terhadap isyarat dari orang-orang
di sekelilingmu. Sekecil atau setidak-jelasnya isyarat yang kau terima akan
menjadi besar dan jelas karena sentimentalmu itu. Kau mulai menghujat dirimu
yang terburu-buru, yang menempuh resiko, walau sebelumnya kau meyakini
telah mengambil langkah yang tepat pada waktu yang tepat dengan perhitungan
yang cermat pula. Akhirnya kau merasakan kesia-siaan dan kehilangan sampai kau
mulai menghujat Tuhan. Padahal Tuhan tidak bertanggung jawab atas kehilangan
apapun pada dirimu.
Pikiranmu tentang hari depan itu membuatmu menderita. Menderita dalam
prasangka. Hingga engkau luput dari pencarian makna dirimu. Engkau mungkin juga
luput meyakini bahwa kesenangan hari ini dapat menjadi kesedihan pada hari
depan dan kesedihan hari ini dapat menjadi kesenangan pada hari depan.
Kehidupan ini adalah keajaiban yang tak bisa dijelaskan dan hidup di dalamnya
adalah perwujudan sebuah keajaiban. Sedangkan yang membuat hidup ini menarik
adalah kemungkinan-kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan,
bukanlah prasangka dalam diri yang sentimental.
buliah :)
BalasHapus