23 April 2014

2. Kota Pesulap


            Semua yang ada dihadapanmu belum tentu dapat kau lihat semuanya. Selalu saja ada yang terlewatkan, terlupakan, serta terabaikan. Bahkan sekali kedipan bisa membuatmu melewatkan suatu kejadian yang berharga. Barangkali tidak hanya kedipan yang membuatmu tidak bisa melihat suatu kejadian, kecepatan dari suatu kejadian itui bisa luput dari penglihatanmu walaupun kau pada saat itu tidak berkedip. Seperti kejadian-kejadian yang dihadirkan oleh pesulap di depan mata kita.

            Melalui pandangan mata kita pesulap menciptakan ketegangan yang mengerikan, ketegangan yang membuat kita seakan ingin menolong seorang perempuan yang terjebak dalam kolam yang penuh berisi ikan Piranha. Lalu entah dari mana datangnya, pesulap yang kita kira telah mati hadir begitu saja di depan mata. Dalam pandangan mata kita tubuh seseorang hilang di atas panggung lebih cepat dari kedipan mata, lalu tiba-tiba berdiri dalam ruangan penyimpanan uang di kota yang jaraknya puluhan ribu kilometer dari tempat ia berdiri sebelumnya. Pesulap yang kita lihat itu kurang lebih sama dengan kota yang kita huni ini. Secara tiba-tiba menghadirkanmu ke depanku sebagai seorang perempuan sendiri yang telah lepas dari segala ikatan dengan seorang laki-laki. Sekarang kau berdiri di depanku, datang dari sebuah mimpi lama dua tahun yang lalu.

            Ketakjuban terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di depan mata menciptakan keajaiban-keajaiban dalam pikiranmu. Menyusuri jalanan sepi pada tengah malam dapat membebaskan pikiran dan hayalan yang ada dalam kepalamu. Kau ingin menjadi pesulap yang dapat menghadirkan kejutan, ketegangan, dan kegembiran bagi orang lain. Namun di kepalaku dipenuhi oleh pikiran tentang sikap dan pernyataanmu yang seperti trik para pesulap, sukar ditebak. Seorang pesulap yang menembus malam bersamaku saat ini adalah kau.

 “Besok aku ingin bangun lebih awal dan tidak mengulangi tidur lagi”
Aku hanya tertawa mendengarkan keinginanmu yang sederhana dan kau menyakinkanku bahwa itu adalah keinginan terbesarmu selama beberapa waktu terakhir.
“Aku ingin produktif seharian” sambungmu saat kita sudah hampir sampai di parkiran.
“Mau aku bangunin besok pagi?”
“Aku gak jamin bisa bangun saat kamu hubungi”.

            Tidak bisa ditolak jika suatu hal menarik terlewatkan kita ingin mengulangi hal itu terjadi lagi. Engkau pesulap yang menghadirkan pertunjukan menarik di depanku yang disebut pertemuan. Aku adalah seorang penonton yang dipenuhi kekaguman dan menyimpan rasa penasaran di ujung pertemuan. Aku ingin menikmati pertemuan-pertemuan berikutnya denganmu, namun aku tahu kita tinggal di kota pesulap. Kota yang dapat mengejutkan penghuninya dengan kejadian-kejadian di tubuhnya. Kota yang dapat menyembunyikan segala rahasia dari para penghuninya.

            Kecepatan suatu kejadian yang dapat meluputkan dari pandangan mata bukanlah sebuah kehilangan yang tidak dapat telusuri. Ingatkan kamu ketika pesulap menghilangkan tubuh seseorang dari atas panggung, di barisan kursi penonton seseorang merekamnya dengan kamera. Tidak ada satu hal kecilpun yang terlewatkan ketika pertunjukan seseorang hilang dari atas panggung diputar secara slow motion. Aku dapat mengibaratkan diri menjadi seseorang yang merekam pertunjukan dari bangku penonton dan memutar ulang kejadian secara slow motion  ke dalam kata-kata. Aku akan selalu merekam setiap pertunjukkanmu. Seberapa lama kau akan menjadi seorang pesulap di depanku?

24042014

Bersambung...