Semenjak mengenal tiga jurus ini, selama
hampir empat tahun saya memilih berjarak dengan obat-obatan. Baik dari resep
dokter maupun yang dijual bebas di pasaran. Demam, gejala tipes, kelelahan, dan
penyakit sejenisnya adalah penyakit yang sering menimpa mahasiswa. Jurus ini
saya gunakan ketika mulai merasakan sakit tersebut, artinya ketika gejalanya
mulai terasa. Karena ketika itu kondisi tubuh belum terlalu lemah. Jadi tubuh
masih mampu diajak beraktifitas.
Jurus Pertama: Minum air panas + pakai
baju 5 lapis + Tidur dalam sleeping bed
Dulu demam seperti jadi langganan bagi
tubuh saya. Biasanya ditanggulangi dengan minum obat dari dokter. Lama kelamaan
menjadi semacam kebutuhan untuk menemui dokter setiap bulannya. Padahal demam
bisa diatasi tanpa harus minum obat.
Seorang teman dari Akademi Kebidanan
menyarankan minum air panas sebelum tidur untuk membantu keluarnya cairan
tubuh. Keadaan kota Padang yang panas seperti cocok untuk membantu penyembuhan.
Siang yang panas dapat mempercepat keluarnya keringat apalagi jika memakai
pakaian sampai lima lapis dan tidur dalam sleeping bed.
Saya biasanya
menggunakan jurus ini setelah makan siang. Saya merasa menjadi pemandangan aneh
bagi teman-teman kost. Padang siang yang panas tidur pakai jaket di dalam
sleeping bed. Kadang kita butuh keanehan juga untuk dapat sembuh.
TIdur selama
1,5-2 jam cukup membuat baju sampai lapisan ke empat basah oleh keringat. Lalu
minum air putih sebanyak-banyaknya. Karena menurut teman saya sebelumnya,
ketika demam usahakan agar cairan tubuh dapat berganti semaksimal mungkin.
Jurus Kedua: Mandi Subuh: 30-45 menit.
Mungkin
ada yang bertanya kenapa mandi subuh. Saya sengaja memilih subuh karena jadwal
mandinya memang ketika masih subuh. Di Padang jadwal subuh paling akhir adalah
jam 6, karena waktu itu matahari sudah mulai muncul dari balik jejeran bukit
Barisan. Jadwal mandi saya biasanya berkisar dari pukul 05.30-06.00.
Pada
awalnya air dalam bak mandi terasa menakutkan dengan dinginnya. Seakan bak
mandi adalah mulut yang akan memakan tubuh kita dan airnya yang dingin bagai
taring-taring bening yang tajam akan mencabik-cabiknya (pengandaian yang
terlalu dramatik).
Pada
kenyataanya, dingin air itu terasa semakin berkurang setiap kali guyuran
membasahi tubuh. Semakin lama semakin cepat melakukan guyuran hingga yang
terasa adalah bagai mandi air panas. Lama-kelamaan air dalam bak mandi itu akan
terasa panas, membuat ketagihan untuk terus mengguyur.
Setalah
air terasa mulai panas berhentilah. Segera berpakaian, sarapan, dan tidur
lagi. Jangan sampai terlena oleh
kenikmatan mandi tersebut, karena sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik.
Begitu juga dengan kenikmatan yang berlebihan dapat membunuh anda.
Jurus Ketiga: Olahraga
“Gila
lo” Tanggapan ini pernah saya dapatkan dari seorang teman ketika di Semarang.
Menurut dia berolah raga ketika sakit adalah kegiatan yang ekstrim. Jika
dilihat saja mungkin olahraga adalah tindakan nekad yang dilakukan ketika sakit,
khususnya olah raga berat seperti sepak bola, bulu tangkis, bola basket dan
lainnya.
Berolahraga
ketika sakit itu hanya terasa berat pada 5 menit pertamanya. Setelah itu semua
terasa seperti biasanya. Namun lama berolahraganya perlu diperhatikan. Dalam
keadaan sehat anda dapat bermain futsal satu jam penuh, maka ketika sakit cukup
bermain 20-30 menit saja. Cukup untuk mengeluarkan cairan/keringat dari dalam
tubuh.
Saya biasanya
berolahraga sebelum magrib. Lalu efeknya akan terjadi setelah magrib. Tubuh
akan merasa lebih dingin daripada sebelumnya, hingga bawaannya ingin tidur-- karena juga kelelahan. Namun
ketika bangun pagi tubuh terasa lebih segar. Artinya sudah sehat walafiat
Ketiga jurus di
atas saya dapatkan ketika masih kuliah di Padang, karena sering sakit dan
pernah kena tipes sampai dirawat di rumah sakit. Akhirnya saya mencari
altrnatif pencegahan dan pengobatan sendiri. Ketiga jurus tersebut disempurnakan
ketika saya kuliah di Semarang. Dari seorang teman aktivis yang sangat militant
dengan mobilitias tinggi mengatakan “Jangan
biarkan tubuhmu menguasai pikiranmu”
Pikiran adalah
jurus utama untuk kesehatan jika mampu selalu berpikir positif. Namun pikiran
dapat juga menjadi jurus yang menambah sakit terutama jika selalu memikirkan
hal-hal negatif, tetek bengek yang berlebihan, sampai prasangka-prasangka buruk
yang akan terjadi. Dalam buku The Secret dikatakan satu pikiran negatif akan
menarik ribuan pikiran negatif lainnya ke dalam pikiran anda. Begitu juga dalam
buku Aa Ginanjar menjelaskan pikiran-pikiran buruk yang anda sampaikan adalah
doa yang akan didengarkan oleh semesta
Jadi, pikiran
anda adalah obat bagi tubuhnya
sendiri.