Cita-cita
tidak seperti cinta yang dapat datang tiba-tiba atau berubah tanpa aba-aba.
Begitu juga dalam masalah kuatitas cita-cita dan cinta banyak yang menginginkan
untuk tidak disamakan. Cita-cita semacam keinginan yang tidak mutlak harus
dapat dipenuhi, namun cinta adalah kebutuhan yang mutlak sebagai manusia. Ada
yang bercita-cita ingin nikah muda, namun akhirnya mereka menikah dalam usia
tua. Kapasitas kebahagiaanya memang tidak dapat diukur oleh orang lain, namun dapat
diduga kalau kebahagiaanya relatif sama dengan menikah pada usia muda.
Menikah
sebelum umur dua puluh tujuh tahun menjadi keinginan saya dulunya. Saat itu
keinginan saya tidak terhalang oleh jumlah materi yang dimiliki, ataupun
keinginan lain yang belum terwujud. Karena semuanya itu telah digariskan hingga
tinggal menjalaninya saja. Jika diingat kembali, jodoh juga sudah digariskan,
barangkali juga waktunya.
Beberapa
hari terakhir, keinginan untuk menikah muda seperti lesap perlahan-lahan dari
kepala. Kekagetan muncul bertubi-tubi melihat foto adik-adik kelas dan
teman-teman semasa sekolah yang memajang foto-foto pernikahan dan bayi-bayi
mereka di Facebook. Tidak ada yang salah
dari foto-foto yang mereka pajang. Namun secara sepihak foto-foto itu menebar teror
ke dalam pikiran saya. Puncak dari kekagetan saya adalah ketika bertemu teman
kelas di kampus dalam keadaan hamil besar. Teman yang sudah lima bulan tidak
berjumpa.
Tulisan
ini disulut oleh perjumpaan tadi siang itu. Bukan karena saya pernah memiliki
hubungan emosional dengan dia. Tapi karena dia adalah seorang teman yang dengan
lantang menyatakan ingin menikah muda dahulunya. Sekarang cita-citanya terwujud
dan melahirkan teror bagi kehidupan saya.
Tidak
ingin mengusut alasan dia menikah pada usia muda, teror itu muncul dari latar
belakang keinginannya yang pernah disampaikan kepada saya. Latar belakang yang
saya simpan sebagai rahasia, hingga tidak akan ditemui dalam tulisan ini.
Beberapa
orang di sekitar saya yang memilih menikah muda sempat menjadi acuan saya dalam
mengambil keputusan. Mereka terlihat bahagia dengan berkah dari pernikahan. Hal
ini adalah kenyataan yang saya lihat, selain dari pemaparan mereka tentang
kehidupan rumah tangganya. Mengapa keinginan menikah muda mulai lesap dari
pikiran saya? Adalah karena praduga saya terhadap beberapa teman lain yang
menikah muda, termasuk teman yang saya lihat tadi siang. Saya rasa ini memang
tidak sehat karena mengambil keputusan berdasarkan praduga. Selain itu hal-hal
lain yang lebih masuk akal seperti: karir, kestabilan emosi, gaya hidup mulai
menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan akan menikah pada usia muda atau
tidak.
Menikah
pada usia muda telah dikubak-kuliti oleh para ahli sebelumnya. Namun bukan
berarti mengindahkan hasil kajian mereka, saya memilih pendapat dari mereka
yang telah menjalaninya dan pengamatan saya terhadap mereka. Pada akhirnya saya merasa cita-cita seperti
cinta juga. Dapat datang tiba-tiba atau berubah tanpa aba-aba. Segalanya dilatar
belakangi oleh suatu peristiwa, baik disadari maupun tidak. Namun selayaknya
cinta dan cita-cita diputuskan oleh pikiran yang dimasak sampai matang, walau
tak dapat dicegah praduga turut menjadi api di dalam tungkunya.