10 Februari 2012

Ibu Tanpa Anak


Di Setia Budi dingin mencapai puncaknya pada dini hari, akibatnya telapak tangan dan telapak kaki serta bagian leher sampai wajah tidak sanggup menahannya. Terbangun pada dini hari dan buru-buru mencari kaos kaki, selimut dan kain apapun yang dapat menutupi bagian tubuh yang masih terbuka. Hanya kaos kaki dan syal sebuah klub papan atas liga Spanyol yang ditemui malam itu. Dingin masih terasa menyiksa hingga masih perlu mencari selimut agar lebih hangat. Karena berisik ketika mencari selimut, perempuan ini terbangun dari tidurnya. Ia menyerahkan selimut yang tadinya menutupi tubuhnya. Setelah itu barulah saya bisa tidur nyenyak hingga pagi.
Seminggu sebelumnya pada acara Workshop Menulis Cerpen dan Puisi di Tawangmangu yang dingin, saya jatuh sakit karena kelelahan. Badan masih saja menggigil walau telah berjaket dan berselimut tebal. Akibatnya banyak menghabiskan waktu di ranjang penginapan. Ketika sedang memejamkan mata berusaha untuk tidur, perempuan ini masuk ke kamar. Punggung tangannya terasa dingin menyentuh kening saya. Setelah itu leher  terasa hangat karena diolesi minyak kayu putih oleh jemarinya.
Sakit yang diderita masih berlanjut sampai di Semarang. Waktu banyak dihabiskan dalam kamar. Kasur dan komputer menjadi teman setia. Semua koleksi film dalam hardisk telah ditonton, dan perempuan ini datang membesuk dengan membawa beberapa film baru. Dua kali ia datang menyuplai film-film baru, sampai saya sehat  film-film itu masih ada yang belum ditonton.
Perempuan ini adalah Vivi Andriani, sahabat saya di Semarang. Kita sama-sama berkegiatan di beberapa komunitas, diantaranya: Hysteria, Open Mind dan Lacikata. Perempuan yang memakai topi pet dan kaos oblong yang bertulisakan “CREW” di punggungnya ketika pertama kali kami bertemu di kota Lumpia ini. Hingga saya yakin kalau dia adalah perempuan yang aktif. Ia sering mengatakan tidak ingin memiliki anak (serius atau bercanda hanya Tuhan dan ia yang tahu) karena itu saya menyebutnya ibu tanpa anak. Walaupun ia tidak ingin memiliki anak tapi ia telah memilki sikap seorang ibu. Dasar kelapiiiiiiiirrrr.


2012

2 komentar: