Sembilan puluh sembilan sembilu di meja tamu
Dan segelas air jeruk dingin yang baru kau peras
Di kaca meja kulihat mata kita
Memisah dan berjalan meraba-raba
Pertemuan hanyalah es batu dalam gelas
Yang luruh tanpa kita sentuh
Sebelum utuh jadi air
Ia tumpah ke atas lidah
Aku mengeluarkan satu sembilu dari lambung
Ketika es batu belum sepenuhnya cair
Di dinding almanak ditiup angin sore
Di lembar belakangnya potret kucing
sedang menjilati bulu-bulunya yang basah
Batusangkar, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar