: Marhalim Zaini
Seorang pemancing yang berjalan ke hulu
Setelah membaca isyarat pasang di muara
Melempar pancing bermata tiga
Satu mata menancap di bajunya
Sambil menanti, Ia terus bergumam
“Semakin besar umpan, semakin besar ikannya”
Jaring batu dalam ingatannya membatu
Akan dibenamkannya ke kepala nelayan menjelang malam
Agar esok pagi para istri bersuka-ria menyambut suaminya
Dalam kepalanya ikan-ikan duyung berenang lelah
Ia juga menyimpan sebuah kursi dalam kepalanya
Goyangan kursi itu serupa bandul jam
yang memikat hati tubuh-tubuh yang resah
Pada tubuh-tubuh itu ia berkata
“Masuklah ke dalam kepalaku, lelahmu akan luruh”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar