Kutemukan kau pada gelap siang dan terang malam
Di tempat yang tidak diketahui mata kita berjumpa
Percakapan tentang derita dan cerita cinta
Adalah api yang tak mengenal kata padam
Udara di sekitar menjelma tubuh yang ditunggu
Kutukan ibarat peluru yang ditembakkan waktu
Dari retakkan bulan darah mengalir ke mata
Bermuara di dada yang setia menampung segala
Kata telah menemukan jalan ke dalam kalimat
Bagai tukang pos yang setia merapal alamat
Karena hilang hanyalah yang datang tak sempat dipandang
Seperti cinta bisu di lidah namun mengerang dalam dada
Semarang, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar