29 Januari 2012

Tonggak Dingin


Dari mata pemburu kau sembunyikan tubuh
keheningan menetas dari peluh yang menetes.
di bawah pohon nangka sunyi digetahi

Di tiang-tiang rumah gadang terngiang tawa yang hilang
sebelum mengaji petang
ketika tongkat rotan tak segan melayang
ke tangan gadis ke kaki bujang

Tapak masih belum meninggalkan jejak di bawah pohon nangka
dada ke atas atau sekeping tubuh akan ditebus oleh kencang lari
menjemput kenangan di tonggak yang menggigil ditinggalkan

Kau datang membawa hangat dalam segantang kata
bagai penari telanjang memilin-milinkan tubuhnya di tiang besi
ingin menggagalkan dingin menggigilkan tonggak di depan rumah
yang menjelma pohon nangka
tempat sunyi dilepas dan digetahi berkali-kali


Semarang, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar