Dari
mata pemburu kau sembunyikan tubuh
keheningan
menetas dari peluh yang menetes.
di
bawah pohon nangka sunyi digetahi
Di
tiang-tiang rumah gadang terngiang tawa yang hilang
sebelum
mengaji petang
ketika
tongkat rotan tak segan melayang
ke
tangan gadis ke kaki bujang
Tapak
masih belum meninggalkan jejak di bawah pohon nangka
dada
ke atas atau sekeping tubuh akan ditebus oleh kencang lari
menjemput
kenangan di tonggak yang menggigil ditinggalkan
Kau
datang membawa hangat dalam segantang kata
bagai
penari telanjang memilin-milinkan tubuhnya di tiang besi
ingin
menggagalkan dingin menggigilkan tonggak di depan rumah
yang
menjelma pohon nangka
tempat
sunyi dilepas dan digetahi berkali-kali
Semarang,
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar