4 Juli 2014

3. Sisa-Sisa Ingatan


Bagaimanakah cara menciptakan percakapan yang hangat? Ceritakan saja dengan tulus apa yang kau rasakan, kau pikirkan, dan kejadian-kejadian yang pernah kau alami dan dengarkan teman bicaramu sepenuhnya. Semuanya akan mengalir begitu saja tidak hanya dalam tawa bisa jadi kerutan kening atau senyuman kecil. Semua cerita yang menarik tidak harus menimbulkan tawa bukan? Jika kau takut hal-hal tertentu akan merusak percakapan dan kau memilih untuk menyembunyikannya,  maka  takutlah jika hal itu akan menghantui pikiranmu suatu saat nanti. Percakapan yang hangat bisa datang dari kejadian-kejadian pada masa lalu, pandangan dan pikiranmu tentang suatu hal dan keadaan saat ini serta mimpi-mimpi yang ingin dicapai pada masa depan adalah bagian menarik lainnya.

Kejadian-kejadian pada masa lalu adalah satu hal yang menghangatkan percakapan kita saat ini. Jarak yang diciptakan waktu serta sisa-sisa ingatan yang tidak sepenuhnya utuh adalah bagian terbaiknya. Kau bisa melengkapi ingatanku dan aku melengkapi ingatanmu, atau kita sama-sama lupa tentang kejadian sebelum dan sesudah pertemuan kita yang terakhir kalinya. Beberapa kali muncul kata “seandainya” dalam percakapan kita tentang kejadian maupun hal yang tidak pernah terjadi pada pertemuan sebelumnya. Pada akhirnya kita sepakat kalau pertemuan itu adalah sebuah keajaiban yang tidak terkira hebatnya.

Di lantai satu mini market di perempatan Mampang kita saling berbagi setelah kontemplasi datang lewat film Cinta Dalam Kardus yang menggugah perasaan dan pikiran kita. Dari waktu yang telah dilalui serta kejadian yang menghiasinya, kita menciptakan kontemplasi sendiri tentang hubungan masing-masing. Di sini perjalanan masa lalu kita letakkan di atas meja yang memisahkan kau dan aku. Kita menertawakannnya, mengerutkan kening pada beberapa bagian, dan sedikit bertentangan pada bagian lainnya. Begitulah masa lalu yang dihadirkan pada saat ini, aku tidak bisa melihatmu seutuhnya dari sisi yang telah terjadi dan kau juga tidak bisa menilaiku dengan sisi yang sama. Bukankah seiring waktu yang berputar kita juga bertumbuh dan berkembang.

“Aku tidak memiliki hubungan khusus dengan seseorang, namun aku sedang menyukai seseorang yang mencintaiku pada waktu yang tidak tepat. Dia menyampaikan perasaannya pada saat aku dengan lelaki lain”.
“Apakah dia tahu kau juga menyukainya?”
“Entahlah, dia pergi begitu saja. Meninggalkanku dengan perasaan sulit untuk menyukai laki-laki lain. Kami sudah jarang berkomunikasi, mungkin dia sibuk sekali dengan pekerjaannya”.
“Pernahkah kau berniat untuk mengatakan perasaanmu yang sebenarnya terhadap dia? Menurutku dalam hal perasaan, jenis kelamin tidak seharusnya menjadi hambatan untuk mengungkapkan duluan”.
“Aku belum memikirkan hal itu. Aku tidak ingin membahas dia lagi. Kalau kamu bagaimana?”

Ribuan kendaraan masih merayap di jalanan pada malam itu dan bunyi klakson meningkah satu sama lain seperti ingin menyampaikan emosi para pengendara. Jalanan itu bagai pikiran kita pada malam ini, dirayapi ribuan hal-hal yang ingin disampaikan namun ada yang harus berhenti, berputar arah, berbelok, atau disalip oleh hal lain yang ingin disampaikan lebih dulu. Pada akhirnya aku menyadari bahwa tidak semua dari masa lalu yang dapat kita sampaikan pada pertemuan ini. Beberapa bagian tidak ingin diceritakan lebih jauh dan beberapa bagian ingin dilupakan sama sekali. Sama seperti beberapa bagian dari jawabanku atas pertanyaanmu yang terakhir. Mungkin aku akan sampaikan semuanya jika kau mau mengulangi pertanyaan yang sama pada suatu saat nanti. Maukah kau menyimpannya dalam sisa-sisa ingatanmu?

Bersambung...

04072014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar