Bagaimanakah
cara menciptakan percakapan yang hangat? Ceritakan saja dengan tulus apa yang
kau rasakan, kau pikirkan, dan kejadian-kejadian yang pernah kau alami dan
dengarkan teman bicaramu sepenuhnya. Semuanya akan mengalir begitu saja tidak
hanya dalam tawa bisa jadi kerutan kening atau senyuman kecil. Semua cerita
yang menarik tidak harus menimbulkan tawa bukan? Jika kau takut hal-hal
tertentu akan merusak percakapan dan kau memilih untuk menyembunyikannya, maka
takutlah jika hal itu akan menghantui pikiranmu suatu saat nanti. Percakapan
yang hangat bisa datang dari kejadian-kejadian pada masa lalu, pandangan dan
pikiranmu tentang suatu hal dan keadaan saat ini serta mimpi-mimpi yang ingin
dicapai pada masa depan adalah bagian menarik lainnya.
Kejadian-kejadian
pada masa lalu adalah satu hal yang menghangatkan percakapan kita saat ini. Jarak
yang diciptakan waktu serta sisa-sisa ingatan yang tidak sepenuhnya utuh adalah
bagian terbaiknya. Kau bisa melengkapi ingatanku dan aku melengkapi ingatanmu,
atau kita sama-sama lupa tentang kejadian sebelum dan sesudah pertemuan kita
yang terakhir kalinya. Beberapa kali muncul kata “seandainya” dalam percakapan
kita tentang kejadian maupun hal yang tidak pernah terjadi pada pertemuan sebelumnya.
Pada akhirnya kita sepakat kalau pertemuan itu adalah sebuah keajaiban yang
tidak terkira hebatnya.
Di
lantai satu mini market di perempatan Mampang kita saling berbagi setelah
kontemplasi datang lewat film Cinta Dalam Kardus yang menggugah perasaan dan
pikiran kita. Dari waktu yang telah dilalui serta kejadian yang menghiasinya,
kita menciptakan kontemplasi sendiri tentang hubungan masing-masing. Di sini
perjalanan masa lalu kita letakkan di atas meja yang memisahkan kau dan aku.
Kita menertawakannnya, mengerutkan kening pada beberapa bagian, dan sedikit
bertentangan pada bagian lainnya. Begitulah masa lalu yang dihadirkan pada saat
ini, aku tidak bisa melihatmu seutuhnya dari sisi yang telah terjadi dan kau
juga tidak bisa menilaiku dengan sisi yang sama. Bukankah seiring waktu yang
berputar kita juga bertumbuh dan berkembang.
“Aku
tidak memiliki hubungan khusus dengan seseorang, namun aku sedang menyukai
seseorang yang mencintaiku pada waktu yang tidak tepat. Dia menyampaikan
perasaannya pada saat aku dengan lelaki lain”.
“Apakah
dia tahu kau juga menyukainya?”
“Entahlah,
dia pergi begitu saja. Meninggalkanku dengan perasaan sulit untuk menyukai
laki-laki lain. Kami sudah jarang berkomunikasi, mungkin dia sibuk sekali
dengan pekerjaannya”.
“Pernahkah
kau berniat untuk mengatakan perasaanmu yang sebenarnya terhadap dia? Menurutku
dalam hal perasaan, jenis kelamin tidak seharusnya menjadi hambatan untuk mengungkapkan duluan”.
“Aku
belum memikirkan hal itu. Aku tidak ingin membahas dia lagi. Kalau kamu
bagaimana?”
Ribuan kendaraan masih merayap di jalanan pada malam itu dan bunyi
klakson meningkah satu sama lain seperti ingin menyampaikan emosi para
pengendara. Jalanan itu bagai pikiran kita pada malam ini, dirayapi ribuan
hal-hal yang ingin disampaikan namun ada yang harus berhenti, berputar arah, berbelok, atau disalip
oleh hal lain yang ingin disampaikan lebih dulu. Pada akhirnya aku menyadari
bahwa tidak semua dari masa lalu yang dapat kita sampaikan pada pertemuan ini.
Beberapa bagian tidak ingin diceritakan lebih jauh dan beberapa bagian ingin
dilupakan sama sekali. Sama seperti beberapa bagian dari jawabanku atas
pertanyaanmu yang terakhir. Mungkin aku akan sampaikan semuanya jika kau mau
mengulangi pertanyaan yang sama pada suatu saat nanti. Maukah kau menyimpannya
dalam sisa-sisa ingatanmu?
Bersambung...
04072014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar