“Kesalahan
terbesar Tuhan adalah menciptakan manusia” adalah sebuah pemikiran ekstrim yang
ingin menggambarkan kesalahan sebagai bagian dari manusia. Pemikiran tersebut
memang tidak harus diterima bulat-bulat. Namun pemikiran tersebut juga tidak bias
dibantah karena manusia tidak bisa lepas dari kesalahan, bahkan seorang nabipun
pernah melakukan kesalahan.
Manusia
telah menerima kesalahan adalah bagian dari kehidupan, tapi akankah semua
manusia menerima kesalahan adalah bagian dari dirinya. Sebagian kesalahan
diterima lapang dada, sebagian kadang dilempar ke manusia lain dan sebagian
lagi dilempar ke ruang kosong yang di pintunya tertulis: Alibi.
Alibi
digunakan untuk keluar dari kesalahan untuk dilupakan bahkan juga untuk mencari
pembenaran. “Juga manusia” sering ditambahkan di belakang subjek yang telah
melakukan kesalahan. Semacam penerimaan dan pemakluman terhadap kesalahan itu
sendiri. Seolah-olah semua kesalahan berinduk kepada manusia dan terus
beranak-pinak.
“Juga
manusia” menjadi kalimat ampuh yang dapat membungkam tuntutan atas kesalahan.
Jika awalnya kesalahan dan kebenaran adalah dua sisi mata uang bagi manusia,
barangkali sekarang kesalahan dan manusia adalah dua sisi baru mata uang.
Tentu
saja manusia tidak mau selalu dihubungkan dengan kesalahan saja. Kebenaran
masih tetap bagian dari manusia. Manusia, kebenaran, kesalahan, kealpaan,
nilai, dan perubahan adalah enam sisi dadu yang diputar waktu. Kesalahan tidak lagi
dilempar sendirian ke dalam ruang kosong.
Tulisan
ini tidak lepas dari kesalahan, karena saya adalah manusia sebenarnya. Kalau
kamu menemukan kesalahan itu adalah karena saya manusia, begitupun kamu.
Sebagai sesama manusia, saya berusaha memahami tulisan ini.
BalasHapus