7 April 2012

Hal Baru


Hal baru dan kebiasaan baru seperti menantang kita dalam kehidupan, walau kadang tidak semua orang siap untuk menghadapinya. Zona nyaman masih mengurung kita. Langkah terasa berat diayunkan. Selajutnya ketakutan mulai melangkah perlahan datang. Perangkap zona nyaman seperti menjebak kita dalam keadaan stagnan.

Hal baru dapat juga disebut relatif. Karena hal baru bagi diri kita dapat saja menjadi hal yang telah usang bagi orang lain. Untuk kali ini kita abaikan dulu hal baru tersebut bagi orang lain. Pergantian hari adalah suatu hakikat hal baru yang terjadi. Dengan nama yang sama, tentu Senin hari ini akan berbeda dengan Senin minggu depan, bagi kita atau orang lain, dengan segala kejadian di dalamnya.

Hal baru bagi saya semacam jalan yang harus terus dilalui. Saya tidak mengganggap hal baru selalu berhubungan dengan hal-hal besar dan berdampak masif terhadap lingkungan. Hal sepele seperti mainan anak-anak dapat menjadi hal baru dan menarik. Ketika mengunjungi pameran buku beberapa waktu yang lalu, saya tertarik dengan sebatang seruling bambu. Seruling bambu yang mengelurkan nada seperti kicau burung walau kapasitas tekanan udara yang diberikan sama.

Seruling itu memikat saya untuk masuk ke dalam stand yang menjual mainan anak-anak. Pengunjung stand itu rata-rata orang tua yang membawa anak masing-masing. Rasa ingin tahu mendorong saya mengamati seruling tersebut dan mengabaikan pikiran-pikiran liar yang mengatakan saya tidak pantas masuk dalam stand ini. Akhirnya saya tahu bahwa dalam tabung seruling itu terdapat sekat yang bisa ditarik-dorong hingga dapat mengeluarkan nada seperti kicauan burung.

Untuk mencoba hal baru tidak semudah membalik halaman buku. Gamang adalah alasan yang mempersulitnya. Lalu rasa takut salah akan melenyapkan keinginan mencobanya. Seorang teman saya di kost, tidak pernah mengubah tatanan kamarnya selama enam bulan. Alasannya “Ini sudah posisi terbaik dan terasa lapang” atau “Nanti akan jadi terasa lebih sempit kalau diubah lagi”. Ketika dia mengubah posisi kamarnya setelah dikritik banyak orang, ia lalu berkata “Ternyata posisi baru ini membuat kamarnya terasa lebih lapang”

Menurut saya wajar saja teman di atas berprasangka kamarnya akan terasa lebih sempit dengan tatanan baru. Hal-hal baru dapat saja menjadi semacam pertaruhan. Di mana kita akan mengalami ‘menang’ atau ‘kalah’. Seandainya benar, ketika tatanan baru kamar teman tadi membuat terasa lebih sempit, artinya kita kalah dalam pertaruhan. Namun, sungguh tidak ada yang harus disesali. Kalah dalam pertaruhan atau salah dalam memustuskan adalah hal baru yang akan merujuk kita ke hal baru yang lain, yang lebih baik dengan kemungkinan kita akan ‘menang’ dalam pertaruhan selanjutnya. Bagi saya ketika dalam perjalanan tidak mencoba hal-hal baru, penyesalan membuat saya dapat terlambat tidur. Karena itu salah satu kebahagiaan dalam hidup adalah dapat merasakan hal-hal baru di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar