Ketika kau bisa melihat dirimu dalam
mata seseorang yang berada di depanmu itulah pertemuan. Kau bisa melihat dengan
jelas rapinya bulu-bulu halus tumbuh di tangannya, seperti kenangan yang
mungkin akan tercipta selanjutnya. Kau bisa mengukur besar pergelangan tangannya
dan merasakan mulusnya kulit dia saat bersalaman, itulah kemungkinan lain yang
bisa kau rasakan dari pertemuan. Jika lebih beruntung kau dapat merasakan
jerawat yang tumbuh di pipinya dengan pipimu. Namun pertemuan tidak sekadar
tentang semua itu, pertemuan adalah awal kehidupan. Seperti pertemuan Adam dan
Hawa yang menciptakan kehidupan tiada putus sampai saat ini. Seperti hidupku
dan hidupmu.
Pertemuan kadangkala tercipta dari
kemungkinan-kemungkinan yang berada di luar kendali, tidak hanya wujud dari rencana-rencana
yang kamu buat dengan dia. Satu langkah yang tersesat, satu menit yang
terlambat, dan satu pilihan yang tidak tepat bisa menciptakan pertemuan hangat
dan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Barangkali pertemuan adalah sebuah
teka-teki yang dimainkan bumi dengan penghuninya.
Pada malam yang riuh di kota tempat
orang banyak bertanya nama daerah dan arah jalan, aku mencari suatu alamat. Berbekal
peta sederhana dari teman kantor, dan sedikit ingatan tentang nama jalan. Tadi
siang aku menerima tawaran pertemuan dari seorang teman lama yang menjanjikan
pertemuan dengan seorang teman lama lainnya. Pertemuan seperti perniagaan, saat
sah dibeli seseorang harus melunasinya. Aku melunasi pertemuan itu setelah
merasakan sempitnya jalanan oleh kendaraan dan kegerahan dari panas mesin yang
terus menyala.
Di suatu tempat makan yang menyediakan
berbagai pilihan makanan dengan berbagai pilihan rasa, meja di depan kita
berisi nasi bakar, sate kambing dan lontong, serta jus buah yang dingin hingga
embun menetes dari dinding gelas. Pada suatu kemungkinan, beras untuk nasi
bakar dan beras untuk lontong itu berasal dari sawah yang sama, dari rumpun
yang sama, atau dari batang yang sama, sekarang mereka bertemu di meja yang
menjadi jarak buat kita sebagai suatu kenyataan. Kemungkinan yang kecil bahkan
sangat kecil seperti kemungkinan pertemuan kita di kota yang mampu menghilangkan
jutaan kemungkinan lain. Pertemuan itu tidak akan terjadi jika aku tersesat
hingga terlambat menemuimu yang sudah buru-buru pulang, atau pertemuan itu
tidak pernah terjadi jika teman yang mempertemukan kita tidak berkunjung ke
kota ini, atau jutaan kemungkinan lain yang menyebabkan tidak terjadinya
pertemuan itu. Maka saat ini, seorang teman yang mempertemukan kita dan
membantu memecahkan teka-teki dari bumi yang kita huni ini, ingin aku sebut dia sebagai “malaikat pertemuan”. Setujukah kau denganku?
31012014
***
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar